Berawal dari kegiatan Ospek pada tahun 1996 yang ditaja oleh anggota Senat Mahasiswa IAIN SUSQA (sebelum menjadi UIN Sultan Syarif Kasim Riau) dan atas arahan dari Almarhum Drs. Ahmad Darmawi yang merupakan salah satu dosen sekaligus seniman Riau ternama, terbentuklah wadah kesenian baru yang dapat menampung kreatifitas kesenian di Kampus UIN Suska Riau. Selain itu, orang-orang yang terlibat dalam inisiatif pendirian Sanggar Latah Tuah terdiri dari: Herry Budiman, Ramaon Damora, Wahyu Kurniawan, Zulfan Amrin Al-Aki, Erzansyah Riau, Kunni Masrohanti, Saidul Tombang, dan Rini Dianti Hasan. Pada tanggal 23 Oktober 1996, berdasarkan hasil rapat, terbentuklah kepengurusan dan dinamai wadah kesenian ini menjadi “Latah Tuah” dengan motto “Biar latah asal bertuah, daripada diam seribu bahasa“.
Sanggar Latah Tuah merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bernaung di bawah Kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) yang berkiprah dalam berbagai kegiatan seni, salah satunya adalah Teater. Terdiri dari berbagai mahasiswa yang berasal dari program studi-program studi di UIN Suska Riau, Sanggar Latah Tuah ini menjadi sanggar ternama yang sangat diperhitungkan eksistensinya di Provinsi Riau. Dengan keseriusan Sanggar Latah Tuah dan bimbingan serta dorongan dari pembina sanggar, tidak heran jika Sanggar Latah Tuah melahirkan tokoh-tokoh teater ternama di Provinsi Riau. Sehingga, media masapun turut menobatkan Pembina Sanggar Latah Tuah menjadi “Sultan Teater Riau”.
“Menjadikan Sanggar Latah Tuah sebagai kiblat perteateran dan seni di Riau”.
Mengadakan hal-hal yang dapat menunjang agar tercapainya Sanggar Latah Tuah sebagai kiblat perteateran di Riau antara lain: