PEKANBARU, 08 NOVEMBER 2023. “The Raising Of Artificial Intelligence: Unlocking the Impact to Organization” merupakan tema yang diangkat pada International Seminar 2023 yang ditaja oleh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, pada 08 November 2023 yang dilaksanakan di Hotel Grand Central Pekanbaru. Tema ini tidak hanya mencerminkan perkembangan teknologi, tetapi juga mencerminkan urgensi mendalam untuk memahami dan meresapi konsekuensi dari penerapan kecerdasan buatan dalam setiap aspek organisasi, dari strategi bisnis hingga dinamika tim. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia Ibu Dr. Angraini, S.Kom., M.Eng. “Tema kali ini The Raising of Artificial Intelligence: Unlocking The Impact to Organization karena hari ini kita memulai dan berinteraksi dengan teknologi yang berdampak pada masyarakat dan organisasi hari ini kedua pembicara kita akan membawakan materi terkait dampak kecerdasan buatan (AI) pada masyarakat dan organisasi sebagai pelengkap seminar ini”. Ujar Ibu Dr. Angraini yang juga merupakan dosen Program Studi Sistem Informasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Dilaksanakan secara hybrid, acara ini turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Wakil Dekan, Jajaran Pimpinan dari Politeknik Caltex Riau, Universitas Riau (UR), Universitas Lancang Kuning (UNILAK), Institut Az-Zuhra, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Universitas Muhammadiah Riau (UMRI), Institut Bisnis dan Teknologi Pelita, Kaprodi, Sekretaris Prodi, serta para peserta dari kalangan Dosen dan juga Mahasiswa. Dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Bpk Dr. Hartono, M.Pd yang mana beliau dengan hangat menyambut kehadiran semua peserta dan menyatakan antusiasmenya terhadap acara ini, terutama mengingat tema yang dibahas merupakan isu hangat dan terus berkembang. “Tema ini adalah yang sedang hangat dan sedang berkembang dan mengusik kita untuk didiskusikan dalam banyak forum workshop, seminar dll. Oleh karena itu, saya kira tema ini selalu tidak akan habis kita bahas dalam dunia perguruan tinggi perkembangannya begitu pesat dan dia seperti pisau yang memiliki dua mata pisau, memiliki manfaat dan jika salah kelola akan dapat menjadi senjata makan tuan”. Ucap Bpk Dr. Hartono, M.Pd.
Dipandu oleh Prof. Dr. Hj. Okfasila, S.T., M.Sc pada sesi plenary, seminar ini menjadi ajang diskusi mendalam mengenai dampak perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence) terhadap organisasi. Dengan menghadirkan dua narasumber kompeten di bidangnya, yakni AP. Dr. Noorminshah Ahad yang berasal dari Universiti Teknologi Malaysia dan juga merupakan President Malaysia Association Information System (MYAIS), serta narasumber kedua yang hadir secara online yakni Prof. Lukito Edi Nugroho, Ph.D dari Universitas Gajah Mada.
Dalam menuju inovasi, kita seringkali terjebak dalam keraguan akan kompleksitas teknologi terkini. Namun, seperti yang dikatakan oleh AP. Noorminshah dari Universiti Teknologi Malaysia, keyakinan bahwa teknologi termasuk kecerdasan buatan (AI), dapat dipahami dan diajarkan adalah kunci dari evolusi kita. “Ketika saya membimbing mahasiswa PhD, saya tahu bahwa mereka bisa melakukannya. Ini adalah masalah apakah mereka memiliki motivasi untuk melakukannya, apakah mereka memiliki keberanian untuk melakukannya, kita hanya perlu memberi mereka keberanian dan mereka akan belajar. AI generatif dapat mengembangkan diri mereka sendiri dan dengan cara itu dapat mengembangkan organisasi kita dengan baik. Pada kegiatan administrasi, memantau dan mengendalikan sumber daya, memonitor proses pemantauan bahan, dan sebagainya, jadi ada banyak area yang kita harus mencari tahu bagaimana AI dapat membantu kita menjadi lebih efisien.” Jelas AP. Dr. Noorminshah Ahad.
Pada penyampaian materi kedua oleh Prof. Lukito Edi Nugroho dengan materinya yakni Society 5.0. menjelaskan bahwa seringkali kita terfokus pada kemajuan teknologi itu sendiri. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Lukito Edi Nugroho, pemerintah Jepang menyoroti esensi yang lebih dalam. Ide dasar dari Society 5.0 tidak hanya mencakup teknologi, melainkan pemahaman bahwa tantangan utama tidak terletak pada teknologi itu sendiri, melainkan pada kemampuan manusia untuk mengadopsi dan memanfaatkannya secara efektif. “Ide dasar dari Society 5.0 yang diperkenalkan oleh pemerintah Jepang bukan hanya terkait dengan teknologi itu sendiri. Mereka memahami bahwa jika fokus hanya pada teknologi, kesenjangan akan tetap ada. Masalah sebenarnya terletak pada manusia, bukan pada teknologi. Tantangan yang dihadapi bukanlah masalah teknologi itu sendiri, melainkan bagaimana orang tidak dapat mengikuti dan menggunakan teknologi secara efektif. Teknologi di satu sisi dapat digunakan untuk memperbaiki berbagai aspek, terutama kondisi ekonomi. Oleh karena itu, pemahaman ini menjadi kunci dalam mengetahui bagaimana organisasi, perusahaan, universitas, dan pemerintahan dapat menghadapi dan memanfaatkan teknologi dengan bijak.” Jelas Prof. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D.
Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan munculnya wawasan mendalam mengenai kecerdasan buatan dan dampaknya terhadap organisasi. Dan dapat menghasilkan kolaborasi, ide-ide inovatif, dan transformasi positif di berbagai sektor.
Penulis: Nazaruddin Marpaung (MEDIASI)